Rahim Pengganti

Bab 62 "Kasus yang Terungkap"



Bab 62 "Kasus yang Terungkap"

0Bab 62     
0

"Kasus yang Terungkap"     

Pagi ini Bian terbangun saat merasakan tangannya berat sebelah. Pria itu segera membuka matanya dan melihat sang istri ada di sana, sambil memeluk dirinya.     

Senyum di bibir Bian terbit, membuat pria tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Di sentuhannya pipi sang istri, hal itu membuat Caca terusik dan mulai membuka matanya.     

"Maaf sudah membuat kamu terganggu," ujar Bian dengan penuh penyesalan.     

Caca tersenyum lalu mulai beranjak dari pelukan Bian dan berkata. "Gak apa apa. Saya yang harusnya minta maaf, sudah membuat kamu tidak nyaman tidur di lengan kamu. Ini pasti sangat sakit, kan?" tanya Caca.     

"Tidak! Ini tidak sakit, apapun yang kamu lakukan sama Mas, Mas akan terima," balas Bian. Mendengar hal itu seketika pipi Caca bersemu merah wanita itu memalingkan wajahnya tidak mau terlihat oleh Bian.     

Bian tahu jika saat ini istrinya itu sedang menyembunyikan rona di wajahnya, dirinya berharap jika ingat Caca segera pulih sehingga mereka bisa hidup bahagia.     

Ceklek     

Pintu ruangan Carissa di buka dari luar, keduanya menatap ke arah pintu ternyata di sana ada Mama Ratih dan juga Siska yang baru datang.     

"Loh kenapa di sini?" tanya Mama Ratih yang bingung dengan keadaan Carissa duduk di sofa bersama dengan Bian.     

"Semalam Melody sedikit rewel Ma. Jadi kitanya ketiduran di sini, saat Melody sudah tenang," jelas Bian. Mama Ratih sudah histeris, wanita itu memeluk Carissa berdoa supaya menantunya itu cepat mengingat semuanya.     

Oek oek oek     

Suar tangisan Melody membuat, Carissa dan Mama Ratih melepaskan pelukannya. Caca langsung beranjak mengecek anaknya itu, ya sejak semalam perasaan Caca berubah saat dekat dengan Melody. Bian juga mendekati box anaknya, membantu Carissa mengganti popok anak mereka.     

Siska yang ingin mendekat, di tarik oleh Mama Ratih supaya membiarkan mereka berdua di sana, gelengan kepala Mama Ratih menandakan bahwa dirinya melarang Siska.     

"Biarkan mereka," bisik Mama Ratih. Keduanya pun menatap ke arah Bian dan Caca yang bergantian mengurusi Melody dengan penuh cinta. Hal itu membuat Mama Ratih mengambil handphone nya dan mulai memotret mereka.     

"Mama mau ngapain sih?" tanya Siska.     

"Mau Mama kirim sama Mbak Iren. Dia harus lihat ini, Mbak Iren pasti suka," balas Mama Ratih. Siska hanya bisa menggelengkan kepalanya, tingkah Mamanya saat berbeda dari ibu lainnya.     

***     

Saat ini lobby apartemen milik Aiden sedang ramai dengan banyaknya wartawan yang menunggu konfirmasi dari pembisnis itu, bagaimana tidak video panas Aiden dan Della terungkap ke ranah publik. Hal itu membuat kedua manusia yang ada di dalam bingung harus bersikap apa.     

Kedua orang tua Aiden sudah sejak tadi mencoba menghubungi pria itu namun, dirinya tidak berniat untuk menjawab sedangkan Della yang diteror oleh beberapa pihak membuat wanita itu mengurung dirinya.     

Aiden hanya bisa menatap kamar milik Della, sudah sejak tadi wanitanya itu tidak keluar kamar. Aiden masih kesal dengan sikap Della, tapi pria itu juga khawatir bagaimana bisa video video tersebut beredar.     

"Hallo ...,"     

"PULANG KAMU SEKARANG." Terdengar suara bentakan dari ujung sana, Aiden hanya bisa pasrah. Suara tinggi itu berasal dari sang Papa, dapat dipastikan saat ini Mama dan Papanya sudah mengetahui semuanya.     

"Tapi Pa ...,"     

"Bayu akan datang, tidak ada penolakan. Sekarang pulang," potong sang Papa. Helaan napas berat terdengar jela, Aiden hanya bisa menuruti perintah Papanya. Aiden tidak mau kedua orang tuanya sedih, apa lagi kondisi sang Mama yang benar benar tidak baik.     

Aiden berjalan ke arah pintu mencoba mengetuk pintu, pria itu meminta Della keluar dari dalam kamar. Dirinya juga pamit untuk keluar, karena Papanya sudah mengutus seseorang. Tidak ada jawaban dari dalam, semakin membuat Aiden khawatir saat Aiden akan memanggil Della kembali, suara bel berbunyi.     

Di lain tempat, semua orang di dalam ruangan tersebut dikagetkan dengan siaran berita yang begitu mengejutkan.     

"Selamat pagi semuanya, kembali lagi dengan saya. Wulan dari redaksi pagi, kali ini kasus video panas seorang pengusaha sukses lagi lagi menjadi topik hangat. Video tersebut beredar di jejaring sosial, dikabarkan bahwa wanita tersebut adalah seorang bisnis women yang sedang naik daun bernama Della Putri istri dari Fabian, pemilik NRA Group."     

Bian dan Mama Ratih saling memandang satu dengan lainnya lalu keduanya menatap ke arah Caca yang ikut menonton, wanita itu terlihat syok dengan pemberitaan tersebut.     

"Bukannya Fabian nama kamu?" tanya Carissa. Mendengar ucapan itu membuat Bian terdiam di tempatnya, pria itu bingung harus menjawab seperti apa.     

"Mas bisa menjelaskan semuanya, kamu gak boleh berpikiran macam macam dulu," jawab Bian. Pria itu sudah takut, melihat raut wajah Caca yang hanya menatapnya dengan tatapan datar.     

"Jelaskan!!!" ucap Caca dengan dingin. Wanita itu merasakan sebuah hantaman ketika, melihat pemberitaan tadi ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman akan hal itu.     

***     

Aiden di jemput oleh orang suruhan Papanya, meninggalkan Della seorang diri. Pria itu sangat khawatir dengan kondisi wanitanya namun, saat Aiden akan kembali mengetuk pintu kamar Della. Orang suruhan sang Papa mendesak untuk Aiden ikut dengan mereka. Dengan sangat terpaksa, Aiden ikut pria itu tidak bisa melawan perintah dari Papanya.     

Sudah seminggu sejak publik gempar dengan video panas dari keluarga Aditama itu. Semua keluarga marah besar terlebih kedua orang tua Aiden meminta maaf kepada Mama Ratih atas perilaku anak mereka. Banyak fakta baru yang terungkap, kejadian 10 tahun lalu pun ikut terseret di mana Della ternyata terlibat sebagai tersangka dari sebuah kecelakaan maut.     

Kecelakaan yang selama 10 tahun ini sudah ditutup karena tidak kejadian itu terlalu rapi. Bian yang mengetahui hal itu semakin berang, pria itu tidak menyangka selama ini wanita yang terlihat baik ternyata pembunuh.     

10 tahun lalu, Papa Bian Satriawan Aditama meninggal karena sebuah kecelakaan. Keluarga sempat mencari bukti mengenai hal itu namun, gagal karena tidak menemukan dalang dari kejahatan tersebut. Tapi sekarang semu kebusukan Della, akhirnya terbongkar.     

Kecelakaan yang disebabkan oleh Della yang mabuk, hingga menghilangkan nyawa seseorang, serta pengelapan uang perusahaan yang dilakukan olehnya dengan alasan sudah diizinkan oleh Bian.     

Semuanya terbongkar satu demi, bahkan kasus kebakaran Panti Asuhan yang sempat ditutup kembali dibuka.     

"Gila. Gue gak nyangka cewek itu ternyata dalang dari semua ini," ucap Elang. Pria itu tidak mengira jika, Della yang terlihat anggun ternyata memiliki hati seorang iblis. Elang berpikir, sikap Della selama ini karena faktor lain tapi ternyata bukan semuanya hanya untuk menutupi satu demi satu kasus.     

"Keadaan Tante Ratih gimana sekarang?" tanya Jodi. Kedua sahabat Bian tahu, bagaimana stoknya mereka ketika tahu dalang kematian Papa Bian adalah Della. Apalagi sempat Mama Ratih harus di rawat di rumah sakit, karena jantungnya.     

"Mama udah stabil. Saat ini, Mama lagi diurus sama Carissa."     

"Bagus dong. Untung Caca udah sadar, meskipun dia masih lupa dengan kita kita."     

Bian menghembuskan napasnya, apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu tidak semulus kata kata mereka. Faktanya, sejak tahu dirinya adalah istri kedua sikap Carissa berbeda dengan Bian. Wanita itu semakin menjauh, hanya di depan Mama Ratih Carissa akan bersikap seperti sebelumnya.     

"Kalian udah baik baik aja, kan?" tanya Elang. Bian tidak mengangukkan kepalanya atau pun menggelengkan kepala. Pria itu hanya diam, tidak tahu harus bersikap seperti apa.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih. Love you guys, sehat terus yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.